BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era globalisasi pada saat ini, persaingan di hampir semua
sektor pendidikan semakin pesat. Tingginya tingkat persaingan, perkembangan
perekonomian dan kemajuan teknologi maka, peranan informasi menjadi sangat
penting demi kemajuan
sebuah lembaga pendidikan dan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat
dan berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola lembaga
pendidikan atau perusahaan dan sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Guna mendapatkan informasi
ini diperlukan suatu sistem yang didalamnya dapat mengelola data-data seperti
formulir catatan, prosedur-prosedur, dan alat- alat yang digunakan untuk
mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.
Maka lembaga pendidikan berskala kecil, menengah, hingga yang
berskala multinasional pun telah membuat langkah strategis dengan mulai
menerapkan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi dengan baik, sehingga
dapat memudahkan seluruh aktifitas- aktifitas di dalam cakupan proses
pendidikan yang dapat membantu karyawan dan user lainnya dalam melakukan
pekerjaannya, dan dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang
strategis.
Salah satu caranya
dengan peranan/ fungsi Sistem Informasi
Manajemen. Sistem informasi tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendukung atau
pelengkap, akan tetapi merupakan suatu sistem yang dapat mempermudah semua kegiatan
pendidikan, sehingga mampu untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan
bersaing di pasar global.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan salah satu sumber daya
organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan berbagai tingkat manajemen,
data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai pemimpin
manajemen lini bawah, tengah dan atas. Agar informasi sesuai dengan keperluan
manajemen dan manejer, maka haruslah dirancang suatu SIM yang baik, sehingga
dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan.
Dengan demikian evaluasi bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
implementasi suatu sistem yang telah dijalankan.
Dalam suatu sistem informasi manajemen suatu lembaga pendidikan selalu
terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan- kesalahan maupun penyalahgunaan baik
secara sengaja maupun tidak dan baik kesalahan yang manusiawi maupun kesalahan
terhadap sistem informasi yang ada. Kesalahan maupun penyalahgunaan tersebut
dapat berdampak besar terhadap kinerja dan kegiatan operasional perusahaan yang
mungkin dapat mengakibatkan kehilangan maupun kerugian baik kerugian secara
materiil maupun waktu dan tenaga. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan suatu
evaluasi, maupun audit secara periodik baik terhadap sistem informasi, pengguna,
maupun pemakainya sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian Evaluasi Sistem Informasi Manajemen?
2.
Bagaimanakah Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen ?
3.
Bagaimanakah Perhitungan Manfaat dan Biaya
SIM?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Sistem
Informasi Manajemen
2. Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Sistem
Informasi Manajemen
3. Untuk mengetahui Perhitungan Manfaat dan Biaya SIM
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
1.
Pengertian
Sistem Informasi Manajemen
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai
tujua tertentu sedangkan informasi
adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini dan mendatang. [1]
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G.
Simkin yang dikutip oleh Jogiyanto sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan (goal) yang
sama.[2]Informasi
merupakan data yang telah diolah untuk menjadi bentuk yang lebih berguna bagi
pihak penerima dan didalamnya mnenggambarkan suatu kejadian-kejadian (event)
dam kesatuan nyata (fact dan entity).[3]
Sistem informasi manajemen
merupakan suatu sistem yang dapat membantu manajemen di dalam pengumpulan data,
pengolahan serta analisis evaluasi data dan menyajikan ke dalam batas informasi
yang bernilai dan akhirnya sampai pada pengambilan keputusan di mana informasi
ini berguna untuk mendukung fungsi operasi manajemen.
Davis menyatakan bahwa, sistem informasi manajemen adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang yang terpadu untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.[4]
Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang terintegrasi, yang menyediakan
informasi untuk mendukung fungsi-fungsi operasi manajemen keuangan dan
pengambilan keputuan di dalam organisasi.
Sistem informasi manajemen adalah suatu kelompok orang, seperangkat
pedoman dan petunjuk, peralatan pengolah data (seperangkat elemen) memilih,
menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data (mengoperasikan datadan barang)
untuk mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan (mencari tujuan
bersama) dengan menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat
menggunakannya dengan paling efisian(menghasilkan informasi menurut waktu
rujukan).[5]Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen
adalah Sistem informasi yang mampu memberikan informasi yang canggih dan cepat
kepada seluruh bagian untuk memanage suatu organisasi agar tetap eksis.
Sistem informasi manajemen digambarkan
sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi
untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya, lapisan
berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari hari, lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar
berikut:
Gambar 2.1
Sistem Informasi Manajemen
Manajemen SIM dapat dibagi
menjadi tiga level yaitu:
a.
Top Management, tugas
yang dilakukan adalah : perencanaan meliputi, perencanaan keuangan, perencanaan
untuk pengembangan organisasi serta perencanaan startegik lainya.
b.
Middle Management, tugas
yang dilakukan adalah: bertanggung jawab terhadap performance produksi.
Perencanaan taktis, dan pengambilan keputusan pengendalian manajemen.
c.
Lower Management,
tugas yang dilakukan adalah ; pekerjaan lebih banyak menangani kontrol terhadap
jalannya organisasi, pengolahan transaksi dan perencanaan untuk mendukung operasi
manajemen sehari-hari.[6]
2.
Operasional SIM
Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang
menyediakan informasi, prosedur yang
memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang
yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan
sistem tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan
informasi dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan.
Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3
unsur penting, yaitu:[7]
a.
Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan peralatannya,
jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll.
b.
Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan
proses kerja pada komputer.
c.
Brainware, merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM.
Suatu SIM mempunyai tiga sumberdaya dan berbentuk seperti piramid
:
a.
Komponen perangkat keras
berada pada pondasi dan
menyediakan infrastruktur untuk mendukung SIM.
b.
Komponen perangkat lunak merupakan suatu komponen untuk
mempercepat proses penyampaian.
c.
Di puncak piramida terdapat SDM, merupakan hal paling akhir
disiapkan tetapi merupakan hal yang paling penting, karena jika SDM tidak siap,
maka sebuah SIM tidak akan dapat berjalan.
Kenyataan bahwa SIM adalah interaksi antara manusia dan
mesin maka hal ini berarti bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen
harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku
manusia. Jadi kemampuan petugas pengolah SIM mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mendukung operasional SIM.[8]
B.
Evaluasi
Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian Evaluasi SIM
Evaluasi adalah suatu proses untuk
menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk
mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang
telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan - harapan yang ingin
diperoleh.[9]
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.[10]Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak
ukur tertentu untuk memperoleh kesimpulan.
Menurut Asep
Jalaludin, Evaluasi SIM adalah mendefinisikan seberapa baik SIM
dapat beroperasi pada organisasi yang menerapkannya untuk memperbaiki prestasi
dimasa mendatang.Evaluasi SIM dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda
tergantung dari tujuan evaluasi.[11]Sehingga dapat dikatakan
evaluasi SIM merupakan sebuah penilaian terhadap Sistem Informasi Manajemen.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah
program itu mencapai sasaran yang diharapkan atau tidak, evaluasi lebih
menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output).Evaluasi baru bisa dilakukan
jika program itu telah berjalan dalam suatu periode, sesuai dengan tahapan
rancangan dan jenis program yang dibuat dan dilaksanakan.Secara garis besar
evaluasi. Ada beberapa tujuan evaluasi SIM di antaranya:
a.
Menentukan peningkatan yang diperlukan
dalam produk individu tunggal atau tim.
b.
Mengkonfirmasi bagian bagian dari sebuah
produk dimana peningkatan tidak diperlukan atau dibutuhkan
c.
Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih
baik, paling tidak lebih seragam dan lebih dapat diprediksi dan untuk membuat
kinerja teknis menjadi lebih dapat diatur.[12]
Evaluasi SIM dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda
tergantung dari tujuan evaluasi. Evaluasi SIM dapat dilakukan oleh salah satu
dari :
a.
Tim Audit khusus, yang dikumpulkan untuk maksud
tersebut yang diambil diantara para eksekutif organisasi yang bersangkutan.
b.
Tim audit intern, yang mengerjakan unit operasional.
c.
Organisasi konsultasi di luar organisasi.
Evaluasi dapat dilakukan pada serangkaian
tingkat yang berbeda yaitu:
a. Evaluasi system informasi secara menyeluruh
b. Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak
c. Evaluasi aplikasi
2. Evaluasi Fungsi SIM
Yang perlu diperhatikan, bahwa proses evaluasi bukan hanya menitik
beratkan pada penentuan kelemahan dan keunggulan SIM saja, tetapi lebih dari
itu adalah pada usahausaha perbaikan yang perlu dilakukan.
Evaluasi fungsi SIM adalah meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a.
Evaluasi perangkat keras/perangkat lunak yang
masih berlaku
Tujuannya adalah menentukan hal-hal berikut:
1) Apakah ada sumber daya baru yang diperlukan
2) Apakah ada sumber daya perangkat keras/perangkat lunak baru yang
harus diganti
3) Apakah pengaturan kembali akan memperbaiki daya guna
4) Apakah tambahan sumber daya akan memperbaiki ketepatgunaan sistem
Contoh tindakan yang merupakan hasil evaluasi ini
adalah : Penambahan sumber daya baru, Penggantian saluran data berkecepatan
rendah menjadi berkecepatan tinggi, Penambahan kapasitas memori utama,
Peniadaan suatu saluran data yang tidak terpakai, Penambahan pada
unit memori, Perubahan dalam organisasi memori, Perubahan dalam
perangkat lunak manajemen data, Perubahan “spooling” perangkat
lunak.
Metode dan sarana yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
1) Monitor perangkat keras : merupakan peralatan monitor yang
dipasang pada perangkat keras untuk mengukur kehadiran atau ketiadaan denyutan
listrik.
2) Monitor perangkat lunak : merupakan suatu program komputer
untuk mengukur hasil kerja tiap program aplikasi dalam lingkungan
pengoperasian sistem
3) Sistem log dan observasi : adalah suatu sistem yang
dapat mengindikasi adanya ketidakefisienan operator, atau kegagalan
mesin. Sistem log merupakan suatu sistem yang dapat dipakai untuk
mengembangkan suatu penjadwalan kerja yang efisien.
4) Analisis penjadwalan : Diperlukan terutama untuk penjadwalan kerja
secara efisien berdasarkan sumber daya yang diperlukan untuk
setiap pekerjaan, kendala waktu, permintaan masukan/ keluaran dan
adanya suatu prioritas terhadap pekerjaan tertentu.
b. Evaluasi perangkat
keras/perangkat lunak baru atau pengganti
Pendekatan yang umum dapat dilakukan pada evaluasi ini
terdiri atas langkah-langkah seperti :
1) Studi Kelayakan
Merupakan suatu studi yang dilaksanakan untuk
penyelidikan sistem yang ada, menilai kebutuhan sistem
perangkat keras/lunak baru atau pengganti, menilai biaya efektivitas sistem yangdiusulkan
dan menilai dampak sistem yang diusulkan pada organisasi.
2) Penyiapan spesifikasi dan penawaran
Merupakan suatu daftar kebutuhan yang secara spesifik
merumuskan apa yang harus dikerjakanoleh sistem perangkat keras/lunak.
Sedangkan penawaran adalah diperlukan karena lazimnya beberapa
pensuplai akan menyampaikan penawaran-penawaran yang perlu
dipertimbangkan secara kuantitatif, kualitatif dan subyektif.
c. Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi
Suatu aplikasi
sistem informasi dapat dievaluasi menurut beberapa ukuran, yaitu
1) Kelayakan teknis
(Technical Feasilibility)
Evaluasi
kelayakan teknis menilai apakah aplikasi sistem informasi
dapat dikerjakan dengan teknologi yang tersedia pada organisasi
atau perlu pengadaan baru. Dan jika perlu pengadaan baru
apakah dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.
2) Kelayakan ekonomis (Economic Feasibility)
Evaluasi
kelayakan ekonomismenilai apakah manfaat aplikasi sistem
informasi melebihi biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan
apakah sistem mampu memberikan penambahan manfaat.
3) Kelayakan hukum (Law Feasibility)
Evaluasi
kelayakan hukum menilai apakah aplikasi sistem informasi layak
dioperasikan tanpa bertentangan dengan batasan hukum yang berlaku. Hal ini
penting karena adakalanya suatu sistem informasi memerlukan
beberapa komponen yang untuk pengadaannya memerlukan pertimbangan hukum
terlebih dahulu atau bahkan bertentangan dengan hukum sehingga teknologi
tersebut tidak dapat diterapkan atau perlu diganti.
4) Kelayakan jadwal (Schedule Feasibility)
Evaluasi
kelayakan jadwal menilai apakah aplikasi sistem informasi dapat
dioperasikan dalam batasan waktu tertentu yang ditetapkan.
3. Model Evaluasi SIM
Ada beberapa model yang biasa dan sering
digunakan dalam evaluasi SIM, di antaranya adalah:
a. Technology Acceptance Model (TAM)
Technology
Acceptance Model (TAM) Model ini telah banyak dipergunakan
dalam penelitian sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap
sistem informasi.[13] Metode
ini pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun (1986). Teori ini
dikembangkan dari Theory of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen dan
Fishbein (1980)
Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi
untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap SIM. Metode TAM ini pertama sekali
dikenalkan oleh Davis pada tahun 1989.
TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang
bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini
mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem
yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan
kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna yakin bahwa dengan menggunakan
sistem ini akan meningkatkan kinerjanya), ease of use (di mana pengguna yakin
bahwa menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian
bahwa sistem ini mudah dalam penggunaannya).[14]
Technology Acceptance Model (TAM) ini mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Kelebihan TAM
adalah, TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk
menjawab pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi gagal diterapkan karena
pemakainya tidak mempunyai minat (intention) untuk menggunakannya, TAM
dibangun dengan dasar teori yang kuat, TAM telah diuji dengan banyak penelitian
dan hasilnya sebagian besar mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan
model yang baik, yang paling penting adalah model ini merupakan model yang
parsimoni (parsimonius) yaitu model yang sederhana dan valid.
Kemudian kekurangan TAM ini antara lain, TAM hanya memberikan
informasi atau hasil yang sangat umum saja tentang minat dan perilaku pemakai
sistem dalam menerima sistem teknologi informasi, TAM hanya menjelaskan
kepercayaan (beliefs) mengapa pemakai mempunyai minat perilaku
menggunakan sistem yaitu percaya yang digunakan berguna dan mudah digunakan
akan tetapi TAM belum memberikan informasi menjelaskan mengapa pemakai sistem
mempunyai kepercayaan-kepercayaan tersebut.[15]
Kegunaan
persepsian (Perceived Usefulnes) dan kemudahan penggunaan (Perceived
Ease of Use) keduanya mempunyai pengaruh ke minat perilaku (Behavioral
Intention). Pemakai teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi
(minat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan.[16]
Kegunaan
persepsian (Perceived Usefulnes) juga mempengaruhi kemudahan penggunaan
persepsian (Perceived Ease of Use) tetapi tidak sebaliknya. Pemakai
sistem akan menggunakan sistem jika sistem bermanfaat baik sistem itu mudah
digunakan atau tidak mudah digunakan. Sistem yang sulit digunakan akan tetap
digunakan jika pemakai merasa bahwa sistem masih berguna. Model TAM dapat
dilihat di gambar berikut ini.
b. End User Computing (EUC) Satisfaction
Dalam
lingkup End User Computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture
keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari
suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang
membentuk kepuasan ini.
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang
dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi
telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di
mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi misalnya
kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini.
Evaluasi
dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna
akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu
dan kemudahan penggunaan dari sistem.
c. Task Technology Fit (TIF) Analysis
Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal
yang dikenal sebagai Task-TechnologyFit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari
kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan
teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan. Model
TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology
Characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF
yang balik mempengaruhi variabel outcome yaitu Performance atau Utilization. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan
digunakan jika fungsi dan manfaatnya tersedia untuk mendukung aktivitas
pengguna.
d.
Human-Organization-Technology
(HOT) Fit Model
Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem
informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization)
dan Teknologi (Technology). dan kesesuaian
hubungan di antaranya.
Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi
dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan
luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan
siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of
user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance)
atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini
juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan
pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan
sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi.
User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness)
dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh
karakteristik personal. Komponen organisasi menilai sistem dari
aspek struktur dan lingkungan organisasi. Kepemimpinan, dukungan dari top
manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur
keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber
pembiayaan, pemerintahan,politik, kompetensi, hubungan inetrorganisasional dan
komunikasi.
Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system
quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas
layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem informasi di
institusi pelayanan kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem
termasuk performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease
of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response
time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan
sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas
sistem.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi
antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan,
relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan kualitas layanan
berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider
sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan
respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan.[17]
Sedangkan menurut Cronchbach, Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam melakukan
evaluasi,diantaranya adalah model UCLA, yang membagi evaluasi ke dalam
limamacam berdasarkan kegunaan dari evaluasi tersebut, yaitu:
a.
System assesment,
yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentangkeadaan atau posisi suatu sistem.
b.
Program planning,
yaitu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitasdalam program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhikebutuhannya.
c.
Program implementation,
yaitu evaluasi yang menyiapkan informasiapakah program sudah diperkenalkan
kepada kelompok tertentu yangtepat seperti yang direncanakan.
d.
Program improvement,
yaitu evaluasi yang memberikan informasitentang bagaimana program bekerja,
bagaimana program berfungsi, danbagaimana mengantisipasi masalah yang dapat
mengangu pelaksanaankegiatan.
e.
Program certification,
yaitu evaluasi yang memberikan informasimengenai nilai atau manfaat program.[18]
C. Perhitungan Manfaat dan Biaya SIM
1. Penghitungan Manfaat Aplikasi SIM Secara Kuantitatif
Nilai suatu aplikasi SIM dapat bersifat ekonomis dan non ekonomis.Manfaat
ekonomis adalah manfaat yang menyebabkan perbaikan dalam penghasilan atau
memperkecil biaya.Sedangkan manfaat non ekonomis adalah berhubungan dengan mutu
hidup manusia.Manfaat nonekonomis cenderung lebih sulit untuk diukur karena
sangat sulit untuk memperkirakan seberapa besar angka manfaat yang berhasil
diperoleh dari penerapan.
Nilai suatu aplikasi SIM dapat
bersifat :
a.
Ekonomis,
manfaat ekonomis adalah manfaat yang menyebabkan perbaikan dalam penghasilan
atau memperkecil biaya
b.
Non Ekonomis,
manfaat non ekonomis adalah berhubungan dengan mutu hidup manusia cenderung
lebih sulit untuk diukur karena sangat sulit untuk memperkirakan seberapa besar
angka manfaat yang berhasil diperoleh dari penerapan aplikasi sistem informasi.
Dua pendekatan metoda dapat membantu dalam penghitungan ini, yaitu
melalui:
a. Metode perkiraan langsung atas nilai aplikasi oleh pihak-pihak yang
paham tentang SIM
b. Metode biaya kurang/lebih dari angka pihak-pihak yang paham tentang SIM
Dalam kenyataannya, metoda biaya kurang dari/lebih dari angka tertentu
yang ditetapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik daripada metoda
pertama.Hal ini dikarenakan perkiraan angkanya cenderung lebih akurat.
Sedangkan dalam metoda pertama cenderung sembarangan karena setiap individu
yang menilai tidak mempunyai dasar yang sama yaitu tergantung dari pengalaman
masing-masing pada masa lampau.
2. Analisis Biaya Manfaat Dari Alternatif Desain SIM
Analisis biaya/manfaat dari alternatif desain suatu sistem informasi
pada umumnya dilakukan atas dasar suatu kompromi.Kompromi yang dimaksud
meliputi pilihan desain yang harus dilakukan, dan ukuran dalam analisis biaya
manfaat yang harus disampaikan pada pimpinan/manajemen untuk pembuatan
ke-putusan. Beberapa masalah yang berhubungan dengan pemilihan desain sistem
informasi adalah sebagai berikut:
a. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah adalah waktu yang diperlukan
bagi system informasi untuk menanggapi kebutuhan- kebutuhan informasi bagi para
pemakai.Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud adalah meliputi kebutuhan pengolahan
transaksi, peremajaan basis data, dan pencarian dan penampilan kembali suatu
data yang diperlukan.
b. Perincian tampilan
Kompromi dalam perincian tampilan meliputi penyajian
berupa:
1) Laporan tercetak di kertas atau di layar terminal
2) Laporan terperinci atau ikhtisar/ringkasan
3) Laporan yang memuat analisis mendalam untuk memperoleh perincian atau
laporan teragregasi.
c. Mutu data
Pada umumnya pemakai akan lebih mementingkan mutu data
yang disajikan daripada kuantitasnya. Hal ini sebenarnya cenderung merupakan
kompromi saja.[19]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen adalah
mendefinisikan seberapa baik SIM dapat beroperasi pada organisasi yang
menerapkannya untuk memperbaiki prestasi di masa mendatang.
Evaluasi fungsi SIM
adalah meliputi :
1.
Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak yang masih berlaku
2.
Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak baru atau pengganti
3.
Evaluasi aplikasi SIM
Model Evaluasi SIM diantaranya
adalah :
1. Technology Acceptance Model (TAM)
2. End User Computing (EUC) Satisfaction
3. Task Technology Fit (TIF) Analysis
4.
Human-Organization-Technology
(HOT) Fit Model
Penghitungan Manfaat Aplikasi SIM secara Kuantitatif. Nilai
suatu aplikasi SIM dapat bersifat :Ekonomis dan Non Ekonomis
Analisis biaya manfaat dari alternatif desain SIM
a. Analisis biaya manfaat dari
alternatif desain suatu sistem informasi pada umumnya dilakukan
atas dasar suatu kompromi.
b. Kompromi yang dimaksud
meliputi pilihan desain yang harus dilakukan dan ukuran dalam
analisis biaya manfaat yang harus disampaikan pada pimpinan/manajemen
untuk pembuatan keputusan.
[1] Davis, Gordon. B, Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian
I Pengantar,(Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1993), hal: 6
[2]Jogiyanto, Sistem Informasi Berbasis Komputer Edisi
2: Konsep Dasar dan Komponen, (Yogyakarta : BPFE, 1997),hal : 01
[3]Ibid,
hal. 25
[5]Robert
G. Murdick, Sistem Informasi Uuntuk
Mnaajemen Modern,(Jakarta: Salemba Empat,
2002), hal: 16
[6] Ibid, hal: 2
[8]Whitten,
Bentley, Barlow, System Analysis and Design Methods; sixth edition,(USA:
Irwin; Boston, 200), hal : 25
[9]Project Review and Objective Evaluation for Electronic
Patient and Health Record Project; UK
Institute of Health Informatics; www.nhsia.nhs.uk/erdip: November 2014
[12]Ibid,hal
[13] Landry. B. J. L., Griffeth R.,
& Hartman s. (2006) Measuring Student Preceptions Of Balckboard Using
The Technology Acceptance Model. Decision Sciencies Journal Innovative
Education Volume 4 Number 1 Januari 2006 Printed in the U.S.A available From
:<http://www.blackwell_sinergy.com>[Accessed 24 November 2014
[14] Furneaux, B. (2006a) Theories
Used in IS Research: Technology Acceptance Model. Available from: <http://www.istheory.yorku.ca> [Accessed
22 November 2014]
[15]
Jogiyanto, Sistem
Informasi Keperilakuan, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2007),hal: 43
[16] Ibid, hal 43
[17]http://SIMKES
UGM 06 blog Sistem Informasi _ Blog
sistem informasi manajemen kesehatan.html
[18]Cronchbach
at.al.; Toward Reform of Program Evaluation; San Francisco; Jessey Bass;
1980), hal: 35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar